PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dari lahir samapai mati manusia hidup sebagai anggota masyarakat. Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang disekitar dan demikian mengalami pengaruh dan mempengaruhi orang lain. Interaksi sosial sangat utama dalam setiap masyarakat.
Manusia adalah makhluk sosial, dia hidup dalam hubungannya dengan orang lain dan hidupnya bergantung pada orang lain. Karena itu manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam masyarakat.
Masyarakat itu sangat luas dan dapat meliputi seluruh umat manusia. Masyarakat terdiri atas berbagai kelompok, yang besar maupun yang kecil bergantung pada anggotanya. Dalam pengelompokan masyarakat sering dibedakan kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer adalah kelompok pertama dimana ia mula-mula berinteraksi dengan orang lain, yakni keluarga, kelompok sepermainan, dan lingkunagan tetangga. Sedangkan kelompok sekunder dibentuk dengan sengaja atas pertimbangan tertentu berdasarkan kebutuhan tertentu seperti perkumpulan profesi, organisasi agama, partai politik.
Pendidikan adalah proses mengajar dan belajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat. Kelompok atau masyarakat menjamin kehidupannya melalui pendidikan. Agar masyarakat dapat melanjutkan eksisitensinya, maka perlu diteruskannya nilai-nilai, pengetahun, ketrampilan dan bentuk kelakuan lainnya yang diharapkan akan dimiliki olae generasi penerus.
Pendidikan disini dimulai sejak dini, dimana pendidikan diberikan sejak pada kelompok primer yaitu dari keluarga. yang selanjutnya akan diberikan pada pendidikan formal yaitu sekolah dan pendidikan dalam masyarakat sekitarnya. Dengan melalui pendidikan dapat membentuk kepribadian seseorang.
Masyarakat sendiri selain membentuk sebuah kelompok, juga terdiri dari berbagai jenis manusia yang tentunya berbeda-beda dalam segi fisik, terdiri dari berbagai macam profesi, yang tentunya akan membentuk stratifikasi sosil dalm masyarakat. Melihat dari segi fisik manusia tentu dapat menemukan manusia yang dalam fisiknya memiliki kekurangan seperti cacat, tidak memiliki salah satu anggota tubuh, tuna netra, tuna rungu dan sebagainya.
Kita mengambil contoh masyarakat tuna rungu, dimana mereka kurang terhadap pendengarannya. Banyak dari mereka tidak mendapat pendidikan secara formal karena dianggap kurang mampu. Karena orang-orang ini memerlukan perlakuan khusus. Dalam menerima pendidikan formal, yaitu pendidikan disekolah anak-anak tuna rungu tentu saja berbeda penanganannya dengan anak-anak normal. Mereka membutuhkan cara-cara khusus untuk bisa menerima pendidikan yang diberikan. Sehingga ada sekolah khusus untuk anak-anak yang memiliki kekurangan fisik yaitu SLB (Sekolah Luar Biasa).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu institusi pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB)?
2. Bagaimana fungsi dari institusi pendidikan SLB pada masyarakat Banjarnegara?
3. Bagaimana esensi masyarakat tuna rungu terhadap pendidikan di SLB?
4. Bagaimana hubungan masyarakat dengan institusi pendidikan SLB di Banjarnegara?
C. TUJUAN
1. Memenuhi tugas mid semester mata kuliah Sosiologi Pendidikan.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh keberadaan institusi pendidikan SLB terhadap masyarakat tuna rungu.
D. MANFAAT
1. Mengetahui Apa itu institusi pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB).
2. Mengetahui fungsi institusi pendidikan SLB pada masyarakat Banjarnegara.
3. Mengetahui esensi masyarakat tuna rungu terhadap pendidikan di SLB.
3. Mengetahui hubungan masyarakat dengan institusi pendidikan SLB di Banjarnegara.
4. Kita dapat mengetahui apakah ada pengaruh keberadaan institusi pendidikan SLB terhadap masyarakat tuna rungu.
PEMBAHASAN
A. APA ITU SEKOLAH LUAR BIASA(SLB)?
Dewasa ini peran lembaga pendidikan sangat menunjang tumbuh kembang anak dalam berolah maupun cara bergaul dengan orang lain. Selain itu,lembaga pendidikan tidak hanya sebagai wahana untuk ystem bekal ilmu pengetahuan, namun juga sebagai lembaga yang dapat member skill atau bekal untuk hidup yang nanti di harapkan dapat bermanfaat didalam masyarakat.
Sementara itu lembaga pendidikan tidak hanya ditunjukkan kepada anak yang memiliki kelengkapan fisik,tetapi juga kepada anak yang memiliki keterbelakangan mental.mereka di anggap sosok yang tidak berdaya,sehingga perlu dibantu dan dikasihani untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu disediakan berbagai bentuk layanan pendidikan atau sekolah bagi mereka. Pada dasarnya pendidikan untuk berkebutuhan khusus sama dengan pendidikan anak-anak pada umumnya.
Pendidikan atau Sekolah Luar Biasa adalah merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses penbelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental social, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Selain itu pendidikan luar biasa juga berarti pemlajaran yang di rancang khususnya untuk memenuhi kebutuhan yang unik dari anak kelainan fisik. Pendidikan luar biasa akan sesuai apabila kebutuhan siswa tidak dapat di akomodasikan dalam program pendidikan umum.
Secara singkat pendidikan luar biasa adalah program pembelajaran yang di siapkan untuk memenh kebutuhan unik dari individu siswa. Pedidikan luar biasa merupakan salah satu komponen dalam salah satu system pemberian layanan yang kompleks dalam membantu individu untuk mencapai potensinya secara maksimal.
Pendidikan luar biasa diibaratkan sebagai sebuah kendaraan dimana siswa penyandang cacat, meskipun berada di sekolah umum,diberi garansi untuk mendapatkan pendidikan yang secara khusus di rancang untuk membantu mereka mencapai potensi yang maksimal. Pendidikan luar biasa tidak di batasi oleh tempat umum pemikiran kontemporer menyarankan bahwa layanan sebaiknya diberikan dilingkungan yang lebih alami dan normal yang sesuai dengan kebutuhan anak. Individu-individu penyandag cacat hendaknya dipandang sebagai individu yang sama bukannya berbeda dari teman –teman sebaya lainnya dan yang harus di ingat bahwa pandanglah mereka sebagai pribadi bukan kecacatannya.
B. MANFAAT INSTITUSI PENDIDIKAN SLB PADA MASYARAKAT TUNA RUNGU DI BANJARNEGARA
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu anak tunarungu agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional maupun sosial. Melalui program bimbingan, pengajaran, dan latihan anak tunarungu mendapatkan perhatian khusus dalam hal interaksi sosial di sekolah. Dalam hal ini, guru memiliki peran yang besar, agar anak tunarungu memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan individu lain yang berada di sekitar sekolah. Guru membimbing anak tunarungu secara bertahap, disesuaikan dengan dasar pengalaman anak tunanetra ketika berada dalam lingkungan rumahnya.
Dalam memenuhi tugas ini saya melakukan observasi pada sebuah sekolah luar bisa yang ada di kabupaten Banjarnegara. Dimana sekolah ini terletak di desa Rejasa kecamatan Madukara kabupaten Banjarnegara. Disekolah ini saya dapat menemukan manfaat dari keberadaan SLB ini terhadap masyarakat Banjarnegara sendiri.
Manfaat dari keberadaan SLB ini terhadap masyarakat Banjarnegara adalah sebagai berikut :
1. Memudahkan bagi para orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya yang memiliki kebutuhan khusus.
2. Memberikan kebutuhan untuk bersosialisasi dan berintegrasi dengan anak sebaya di sekolah maupun di dalam lingkungan rumah pada anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus.
3. Membantu keluar dari problem komunikasi bagi anak gangguan mendengar, dengan penyelenggaraan pendidikan yang lebih baik.
4. Penghayatan dan menumbuhkan rasa empati dari kalangan anak normal terhadap anak berkebutuhan khusus.
5. Dengan adanya Program pelayanan pendidikan terpadu, memberikan penyetaraan pada sekolah khusus untuk dipersiapkan pada jalur pendidikan reguler.
C. ESENSI MASYARAKAT TUNA RUNGU TERHADAP PENDIDIKAN DI SLB
Memasuki lingkungan baru selalu menjadi problema bagi semua orang. Apalagi bagi mereka yang mempunyai kebutuhan khusus yang diakibatkan oleh kelainan. Termasuk anak tunarungu. Baik bagi mereka yang baru masuk sekolah, maupun bagi mereka yang sudah bersekolah. Persoalan berat akan sangat terasa bagi mereka yang baru pertama kali memasuki dunia sekolah. Beragam kesan dan rasa muncul pada dirinya. Umumnya lingkungan baru memberikan rasa tidak nyaman bagi anak tunarungu , kadang dibarengi dengan ketakutan-ketakutan yang sangat berlebihan. Setiap langkah yang ditapaki anak tunarungu menjadi masalah baginya. Teman yang menghampiri, menjadi seseorang yang amat asing untuk dikenalnya. Ia akan menarik diri jika ada yang ingin berkenalan dengannya. Sikap egois, cepat marah, mudah curiga, takut terhadap lingkungan baru, dan sebagainya. Jelasnya, anak tunarungu kurang dapat melakukan interaksi sosial yang memuaskan atau interaksi sosialnya mengalami keterbatasan. Keadaan ini tentunya menimbulkan persoalan tidak saja bagi sang siswa, tetapi juga bagi guru dan teman-teman di lingkungan sekitarnya.
Dengan perlunya kebutuhan khusus pada anak-anak tunanetra adanya institusi pendidikan SLB sangat bermanfaat. Anak tunarungu memiliki ganguan fungsi pendengaran baik sebagian atau seluruhnya,
sehingga menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan dirinya, seperti: pada
perkembangan kognitif, perkembangan akademik, perkembangan orientasi dan mobilitas serta perkembangan sosial dan emosi. Hal ini mengakibatkan anak tunarungu dalam menjalankan perannya sebagai makhluk sosial seringkali mengalami hambatan-hambatan. Ini dikarenakan anak tunarungu kurang mampu memiliki persyaratan-persyaratan normatif yang dituntut dari lingkungannya, misal: kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam bergaul, cara menyatakan terimakasih, saling menghormati, kemampuan dalam berekspresi, cara melambaikan tangan, dan lain-lain.
sehingga menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan dirinya, seperti: pada
perkembangan kognitif, perkembangan akademik, perkembangan orientasi dan mobilitas serta perkembangan sosial dan emosi. Hal ini mengakibatkan anak tunarungu dalam menjalankan perannya sebagai makhluk sosial seringkali mengalami hambatan-hambatan. Ini dikarenakan anak tunarungu kurang mampu memiliki persyaratan-persyaratan normatif yang dituntut dari lingkungannya, misal: kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam bergaul, cara menyatakan terimakasih, saling menghormati, kemampuan dalam berekspresi, cara melambaikan tangan, dan lain-lain.
Adanya perubahan lingkungan baru bagi anak tunanetra memberikan benturan-benturan, yang dapat mengakibatkan hal-hal yang menyenangkan atau mengecewakan. Anak tunarungu harus dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian sosial dalam lingkungan sekolah. Bagi anak tunarungu hal ini sangatlah sulit, karena anak harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru di sekolah, baik secara pasif maupun secara aktif.
Interaksi sosial anak tunarungu di Sekolah Luar Biasa juga dipengaruhi oleh
perbedaan kepribadian dan kecakapan yang dimiliki anak. Dalam hal ini, guru memiliki peran yang sangat besar untuk terlibat dalam interaksi sosial anak tunanetra di sekolah. Peran yang dilakukan guru yaitu, mengadakan hubungan dengan guru-guru lain, teman-teman seusia dan orang lain yang ada disekitar lingkungan sekolah. Pengalaman dalam berinteraksi di lingkungan rumah yang dibimbing orang tua, juga sangat menentukan kepribadian dan kecakapan anak tunarungu pada saat berada di sekolah.
perbedaan kepribadian dan kecakapan yang dimiliki anak. Dalam hal ini, guru memiliki peran yang sangat besar untuk terlibat dalam interaksi sosial anak tunanetra di sekolah. Peran yang dilakukan guru yaitu, mengadakan hubungan dengan guru-guru lain, teman-teman seusia dan orang lain yang ada disekitar lingkungan sekolah. Pengalaman dalam berinteraksi di lingkungan rumah yang dibimbing orang tua, juga sangat menentukan kepribadian dan kecakapan anak tunarungu pada saat berada di sekolah.
Situasi dan aktivitas di sekolah bagi anak tunarungu yang hanya beberapa jam dalam sehari, sesungguhnya menggantikan posisi keluarga. Peran orang tua diganti oleh bapak atau ibu guru, peran saudara diganti oleh teman-teman, dan sebagainya. Sedangkan kontak sosial dan komunikasi di sekolah terjadi di dalam dan di luar kelas.
Interaksi yang terjadi di dalam kelas berlangsung antara guru dengan siswa, dan
siswa dengan siswa. Supaya kontak dan komunikasi berjalan lancar, maka setiap warga sekolah harus memahami dalam situasi mana interaksi itu berlaku. Pemahaman dari seluruh warga sekolah dapat membantu anak tunarungu untuk bisa melakukan kontak sosial seperti yang diharapkan
Interaksi yang terjadi di dalam kelas berlangsung antara guru dengan siswa, dan
siswa dengan siswa. Supaya kontak dan komunikasi berjalan lancar, maka setiap warga sekolah harus memahami dalam situasi mana interaksi itu berlaku. Pemahaman dari seluruh warga sekolah dapat membantu anak tunarungu untuk bisa melakukan kontak sosial seperti yang diharapkan
D. HUBUNGAN MASYARAKAT DENGAN INSTITUSI PENDIDIKAN SLB DI BANJARNEGARA
Pada dasarnya setiap sekolah mendidik anak agar menjadi anggota masyarakat yang berguna. Namun pendidikan di sekolah sering kurang relevan dengan kehidupan masyarakat. Kurikulum yang hanya berpusat pada mata pelajaran yang tersusun secara logis sistematis yang kadang tidak sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
Masyarakat terdiri atas sekelompok manusia yang menempati daerah tertentu, tiap masyarakat mempunyai sesuatu yang khas, lain daripada yang lain. Yang memberikan kekhasan pada suatu masyarakat adalah hubungan sosialnya.
Institusi pendidikan sendiri diharapkan berorientasi pada masalah-masalh kehidupan masyarakat. Masyarakat diharapkan turut serta dalam melaksanakan program sekolah.khususnya pada sekolah luar biasa dimana peserta didiknya adalah anak-anak yang berkebutuhan khusus. Masyarakat disini diharapkan ikut melaksanakan program-program dari SLB seperti :
1. Tidak menjauhi anak-anak yang memiliki kekurangan pada fisiknya.
2. Ikut membantu dalam melakukan interaksi sosial yang baik, agar anak-anak penyadang cacat ini tidak merasa minder berada di masyarakat.
3. Penghayatan dan menumbuhkan rasa empati dari kalangan anak normal terhadap anak berkebutuhan khusus.
4. Turut serta mendukung dalam penyetaraan pada sekolah khusus untuk dipersiapkan pada jalur pendidikan reguler.
5. Menciptakan suasana yang nyaman dalam lingkungan sosila masyarakat khususnya pada anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus.
SIMPULAN
Pendidikan atau Sekolah Luar Biasa adalah merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses penbelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental social, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
fungsi atau manfaat dari keberadaan SLB ini terhadap masyarakat Banjarnegara adalah sebagai berikut :
1. Memudahkan bagi para orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya yang memiliki kebutuhan khusus.
2. Memberikan kebutuhan untuk bersosialisasi dan berintegrasi dengan anak sebaya di sekolah maupun di dalam lingkungan rumah pada anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus.
3. Membantu keluar dari problem komunikasi bagi anak gangguan mendengar, dengan penyelenggaraan pendidikan yang lebih baik.
4. Penghayatan dan menumbuhkan rasa empati dari kalangan anak normal terhadap anak berkebutuhan khusus.
5. Dengan adanya Program pelayanan pendidikan terpadu, memberikan penyetaraan pada sekolah khusus untuk dipersiapkan pada jalur pendidikan reguler.
Dengan adanya SLB anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus dapat mengembangkan potensi yang dimiliki. Selain itu anak-anak ini bisa mendapatkan pendidikan yang setara dengan anak-anak normal pada pendidikan formal.
Hubungan masyarakat dengan institusi pendidikan SLB, masyarakat diharapkan turut serta dalam melaksanakan program sekolah.khususnya pada sekolah luar biasa dimana peserta didiknya adalah anak-anak yang berkebutuhan khusus. Masyarakat disini diharapkan ikut melaksanakan program-program dari SLB.
DAFTAR PUSTAKA
Delfi.2009. Makalah - Psikologi Anak Luar Biasa. Pada 15 mei pukul 22:53
:http://bikabeleswaraswari.multiply.com/journal/item/1/Mengenal_Inklusi_Bagi_Anak_Tuna_Rungu_
:http://pendidikan anak luar biasa.com
Nasution.2010. sosiologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
kajiannya kurang masuk dimakul sosant.
BalasHapus